moment 2017

Jakarta, selasa 19 September 2017

September..
lebih dari setengah tahun sudah berjalannya 2017 ini.
banyak kisah yang sempat terjadi.
suka dan duka.
rasa haru dan syukur.
hari demi hari, aku berharap menjadi wanita yang lebih baik.
semoga harapan itu diiringi dengan tindakan.

2017
itu artinya 23 tahun aku hidup di dunia ini.
Banyak yang terjadi, sebagian selalu membekas dalam ingatan, sebagian lagi tak sengaja terlupakan karena mungkin begitu banyaknya yang harus di ingat.
aku selalu ingin mencatat semua yang aku alami. aku selalu ingin mengingatnya.
diantara kenangan - kenangan indah dan pahitnya agar bisa aku terima.
meskipun sakit saat mengingat hal - hal yang tidak ingin kita ingat.
tapi begitulah hidup.

jenjang ke 23 tahun ini berjalan seperti biasa, banyak yang mengucapkan dan banyak yang mendoakan alhamdulillah.
tapi ada yang beda, cara mereka berdoa, kalimat demi kalimat yang aku terima baik secara lisan maupun tulisan, mereka ingin aku segera menemukan jodohku yang sampai kini masih samar-samar dan abu.
terima kasih, semoga doa - doa baik dari sahabat di kabulkan Allah.
Insha Allah aku siap menikah 2018 atau 2019, perkara dengan siapa, aku masih belum tau, biarkan Allah memilihkannya untukku.

banyak hal yang kurang aku pahami, dulu ketika usiaku belasan, aku melihat wanita berusia 23-24an, aku berpikir bahwa, mereka sudah dewasa, mereka harusnya menikah.
tapi sekarang, aku merasakan juga usia 23. tapi masih terkesan aneh jika teman sebaya memberikan undangan pernikahan, "hah? cepet amat, kan masih muda" pekikku bingung.
jadi bagaimana dewasa yang aku maksud kala itu? kala usiaku belasan?
entahlah.

PERPISAHAN

sudah menjadi kodratNya setiap pertemuan selalu akan ada perpisahan, semua tak bisa dihindari.
untuk beberapa kali dalam hidup aku berpisah dengan orang-orang terdekat, seperti nenek dan kakek, tetangga dll. tapi kala itu usiaku masih teramat muda, bisa dengan mudah bagiku mengikhlaskan karena mungkin mereka yang pergi juga 'sudah semestinya'. masanya sudah habis.

ini pertama kalinya sejak usiaku 20an.
usia sekarang ini, aku merasa melihat semuanya nyata, melihat semuanya dengan logika dan hati.
beda, ketika anak-anak memoriku terbatas untuk menampung memory dimasa kecilku.

ketika itu...
Sabtu, 22 juli 2017.

seperti hari sabtu sebelumnya, aku pergi menemui ibuku biasanya aku pergi sore dan pulang sekira jam 9 malam.
aku merasa lelah tapi mata ini tak mau terpejam juga.
hingga jarum jam menunjukkan pukul11an malam.
saat aku mencoba untuk terlelap, nada dering handphone-ku berbunyi, "ah aku lupa silent HP".
aku berusaha beranjak meraih HP dan mengangkat, rupanya seseorang menelfon.
dari kejauhan terdengar suara lirih, "hallo sel, kamu sudah dengar kabar belum"
   "kabar apa ya?" tanyaku bingung.
   "Dika meninggal tadi sore sekitar jam 4"
   "....................."
Deg! aku merasa jantung ini berhenti berdetak untuk beberapa saat. aku mencoba menenangkan diri dan fokus, karena telfon belum aku tutup.
aku mencoba meyakinkan pendengaranku.
tapi kupingku masih normal, semua terdengar dengan jelas seperti pertama kali aku mendengarnya.

Badan ini mulai lemas, aku berusaha menahan isak tangis. aku bingung harus bagaimana. aku tidak tau perasaan ini, aku sedih, aku kecewa dan sedikit marah.
bagaimana bisa dia pergi begitu saja?
tapi seperti itulah perpisahan.

Dika, aku memanggilnya "mas dika" tentu saja karena dia lahir tahun 1990. 4 tahun lebih tua dariku.
Ia adalah sahabatku, teman sekantor yang selalu bersamaku.
Beberapa tahun belakangan, aku sering menghabiskan waktu dengannya. Pastilah karena kita satu kantor dan aku sering nebeng saat berangkat dan pergi.
Mas Dika orang yang sangat supel, lucu dan dewasa.
Dia selalu mendengarkan apapun yang aku ceritakan, selama perjalanan pulang dan pergi kantor.
Dia selalu membuatku tertawa, menenangkan aku saat emosi.
Dia tidak pernah jahat padaku meski becanda.
begitu banyak memori melintas saat aku mengetik ini.

aku sungguh menyayanginya seperti abangku. bahkan dia memperlakukanku seperti anak kecil.
dia selalu membelikan es krim seminggu sekali, iya cukup sekali saja karena nanti aku bisa pilek dan ga baik untuk kantongnya hehe
seberapapun dia selalu ingat dengan hutang, itu yang selalu aku contoh darinya.
karena dia bilang, "harta itu tidak di bawa mati, tapi hutang dibawa mati, jadi klo gw punya utang trus gue lupa tolong ingetin ya"

ini pertama kalinya dalam hidupku, mengalami perpisahan yang begitu mendalam.
Ujung nya saat terakhir kali aku melihat wajahnya, badannya terbaring kaku di depanku.
ingin sekali aku berteriak, aku kesal karena tidak bisa berkata apapun, dada ini sesak. hanya air mata yang selalu jatuh. ingin aku raih tubuhnya dan memintanya bangun. tapi aku sadar itu tidak mungkin lagi.

terakhir kali aku duduk di jok belakang motornya, dia mengeluh sesak di dadanya. aku hanya diam dan mendengarkan ocehannya.
aku tidak tau akan separah ini.

Bahkan kamu belum sempat mengatakan bahwa Selena (ikan cupang, red) itu cowo atau cewe..

Oh mas dika-ku yang malang.
kini tak ada lagi kamu dalam hari - hariku.
Tidak ada dering telfon hanya untuk mengobrol hal - hal yang kurang penting.
tak ada lagi yang aku tunggu tiap pagi untuk pergi ke kantor bersama.
tak ada suara bersin yang super kencang hingga mengagetkan seluruh penghuni kantor.
tak ada lagi karyawan teraktif saat ada event.

Setiap saat, aku merasa kamu masih ada. aku berharap ini hanya mimpi.
Harus bagaimana lagi, hidup ini akan tetap berjalan ada atau tidak adanya mas dika.
aku hanya ingin simpan semua memory bersamamu.

Terima kasih selalu membuatku tersenyum dalam hari-hari terakhirmu.
I LOVE U


Your Best Friend.


Shella

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar