Kado Ulang Tahun untuk Ibu

Hari yang cerah, secerah hatiku menantikan hari itu. Hari spesial dimana 2 orang yang aku sayangi didunia ini berulang tahun tepat di hari yang sama.
3 februari. kebetulan yang sangat indah.

adalah ayahku dan ibu dari ka adit yang lebih berbahagia, diberikan panjang umur hingga tahun ini.
ayah yang selalu menssuport aku dalam karir dan pendidikan, yang selalu menginspirasi aku dalam melangkah dan yang selalu menangis saat aku menunjukkan sesuatu yang mungkin cukup membuatnya bangga. sekeras-kerasnya sifat yang dia punya, aku yakin ia memiliki perasaan yang lembut, buktinya kemarin aku mendengar suaranya agak parau saat aku mengucapkan "selamat ulang tahun" via telfon. Mungkin dia tak menyangka aku bisa mengingat ulang tahunnya, karena aku jarang komuikasi, hanya sesekali sms menanyakan kabar masing-masing. aku sungguh menyayanginya :*

yang kedua, ibu ..
entah bagaimana sejarahnya aku lebih nyaman memanggilnya dengan sebutan ibu, mamah dari pria yang aku sayangi, yang telah menemani hidupku dalam tiga tahun terakhir.
iya, ibu juga berulang tahun tepat di tanggal 3 februari.
awalnya aku berencana membelikannya buah duren seperti tahun lalu, karena aku tau beliau amat menyukai buah berduri itu.
Tapi penyakitnya yang baru diketahui beberapa hari yang lalu membuatnya mengambil keputusan untuk tidak akan memakan buah duren lagi untuk tenggang waktu yang tidak bisa di tentukan.

pada mulanya, aku dengar ibu jatuh dari tangga, ia mengeluh sakit beberapa hari berikutnya, hingga di bawa ke tukang pijit, tetapi hari demi hari pinggangnya tak kunjung sembuh, singkat cerita dibawalah ibu ke RS. Royal Taruma untuk di rontgen.
Itu cukup mahal, beruntunglah ibu memiliki kakak yang baik yang sering di sebut 'Wa Haji' ka adit, wa Haji lah yang membiayainya.

betapa terkejutnya aku mendengar ada tumor tumbuh di dalam tubuhnya, kesakitannya selama ini mungkin karena itu, ibu harus di operasi.

Suatu ketika aku menjenguk ibu dirumahnya, melihatnya terbaring namun sudah agak ceria dibanding 1 minggu sebelumnya saat aku menjenguknya saat beliau merasa kesakitan.
saat itu, ibu sedang berbaring sembari memakan cemilan dan mendengarkan radio. namun terlihat beda, ibu harus menggunakan selang untuk buang air kecil.

aku menanyakan keadaannya, ibu menceritakan apa yang beliau rasakan padaku.
   "rasanya seperti orang mati shel saat di rontgen, ibu di suruh masuk ke tabung yang besar tapi hanya seukuran tubuh ibu, selama setengah jam dan ibu mendengar suara gemuruh, ibu kapok ga mau lagi, ibu takut" Ucapnya sambil masih berbaring.

Aku hanya diam dan menanyainya sesekali, aku tak kuat dan akhirnya air mataku tak terbendung lagi. aku sedih, kenapa wanita sebaik itu harus menerima cobaan seberat ini ? 
aku jadi teringat kebaikan ibu pada mamahku kala itu, saat mamah mengalami kebakaran. bisa kalian baca disini.


   "Assalamualikum Ibu" seru ku sambil membuka pintu, dan mendapati ibu sedang melepas mukenah, ibu baru saja selesai shalat magrib.
aku menjukkan sesuatu yang aku bawa sambil berucap "selamat ulang tahun ibu ..."
ibu teriak kegirangan, memeluk dan menciumku.
   "aaaakkk kok shela tau ?? aduh ibu jadi malu, makasih ya shel" seru ibu sambil sesekali menutup muka karena agak malu dan mungkin sedikit terharu.

jauh hari sebelum ulang tahun ibu kali ini, ibu pernah bilang ingin memakan pizza saat ulang tahunnya, dan alhamdulilah aku bisa mewujudkan keinginan sederhana nya.
senang rasanya melihat ibu begitu antusias, dan sekarang ibu sudah bisa berjalan, meski belum terlalu jauh.

disitu juga ada abang dan mbun, kucing ibu yang lucu.
kami berempat memakan pizza meat lovers itu, sebagian ibu berikan kepada sodaranya yang rumahnya tak jauh dari rumah ibu.

Beberapa saat berlalu, aku ibu dan ka adit bercengkrama sambil tiduran dan menyaksikan acara televisi.

Percakapan agak serius dimulai.
   "nanti ibu mau ikut ka adit loh shel, kamu ijinin ga??" 
   "shela mah kalo jodoh sm ka adit boleh-boleh aja, malah seneng makin rame" jawabku jujur dari hatiku yang paling dalam.
    "yah kirain, ibu takut ntar di bentak-bentak" ujarnya sambil tertawa.
    "haha ya ga lah ibu, memangnya sinetron hehe aku udah biasa kok merawat nenek-nenekku"

Waktu berlalu begitu cepat, aku disuruh ibu pulang, takut kemalaman, uhh sebenarnya aku tak ingin beranjak, masih nyaman tiduran dekat ibu. tapi aku harus pulang.
aku berkemas pulang, memakai jilbabku kembali.

sebenarnya aku udah siapin budget buat ulang tahun ibu, setelah dibelikan pizza, masih ada sisa, dan aku berniat memberikan ke ibu, meski aku tau ibu pasti menolak :(
   "ini apa shel ibu ga mau kaya gini shel"
   "ibu gpp bu, shela cuma kasih dikit"
   "ibu ga mau, ntar kamu gimana ?"
   "ibu dengerin dulu, alhamdulilah kan shela bulan ini naik gaji, mungkin ini rezeki ibu, maaf shela cuma bisa kasih dikit, soalnya kemarin kan waktu shela jenguk belum bisa kasih apa-apa"
   "iya, tapi kamu kan ga punya siapa-siapa disini ntar kalo kamu kurang gimana" ibu mulai menangis.
   "kata siapa, shela kan punya ibu, gpp ibu shela ikhlas, ini hanya sedikit, lagian ibu udah baik sama mamanya shela"
   "ibu mah kalo bisa baik pengennya sama siapa aja shela"
   "iya makanya itu shela makasih banget ibu udah baik"
kami menangis dalam pelukan.

    "udah ibu jangan nangis yaa, semoga ibu cepat sembuh, diberikan panjang umur, amin, jangan nangis ibu"
     "iya shela,"

akhirnya aku berpamitan, memeluk dan mencium kedua pipi ibu.

aku bahagia sekali kala itu, aku merasa sudah mengantongi restu dari ibu sepenuhnya.
semoga aku ditakdirkan menjadi menantu ibu, aku bahagia berada diantara keluarga itu.

alhamdulilah :)


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

terharuuu u,u~

Posting Komentar