be patience ma ..

kringg .. kringg ... rupanya mama menelfon, tak biasanya mama nelfon, seringnya sms untuk sekedar tanya sudah makan apa belom. tanpa pikir panjang aku angkat telfon barangkali penting, dan yaa .. !!
aku dapat kabar kalau kontrakan mama kebakaran ..
deg !! kaya tersambar petir hati ini mendengar kabar itu, untung mama tidak apa" ..
tapi kontrakan kecil itu, kontrakan yang baru mama tempati sekitar satu minggu, harus rela dilalap api ..
Ya Tuhan, itu adalah mimpi sederhanaku, mimpi ingin memindahkan mama ke kontrakan yang lebih baik, yang ada kamar mandinya, au udah antusias banget dulu waktu mendengar mama pindah kesitu bahkan aku ikut membantu pindahannya, begitu susah payah karena barang begitu banyak, pakaian", tv, hmm


aku terdiam, dibenakku terlukiskan kesedihan mama, bayang" ucapan mama ditelfon barusan, aku tau tadi mama telfon sambil terisak, kasihan mama, aku tak bisa berbuat apapun, semua bayangan itu terlalu jauh merasuki lamunanku, "kamu kenapa??", ucap kak adit membuyarkan lamunanku dan seketika itu juga langsung kusapu air mataku yang tak sadar sudah membasahi pipiku.
   "ya udah ayo kita kesana", sahutnya sambil bergegas setelah mendengar ceritaku.
   "kemana kak??", tanyaku bingung.
   "ke mama kamu, tapi sebentar aku telfon mamaku dulu", tangkasnya sambil menempelkan handphone ketelinganya.
samar" aku mendengar percakapan kak adit dengan ibu via telfon. dia menceritakan yang terjadi padaku dan menanyakan apakah ada baju ibu yang udah jarang dipakai.

dan akhirnya kami berdua bergegas menuju rumah kak adit untuk mengambil baju yang akan diberikan untuk mama.
sepertinya musibah itu belum mau menyembunyikan dirinya, di perjalanan menuju rumah kak adit, ban motor kami bocor dan terpaksa harus mencari tukang tambal ban dan menunggu tukangnya membetulkan ban motor kami. Ya Tuhan ,, :( 

selang beberapa menit, proses penambalan ban itu selesai, kami langsung menuju rumah kak adit, setibanya disana aku disambut hangat oleh ibu dan kakanya.
ibu menanyakan tentang bagaimana kondisi mama, aku menceritakannya sembari menunduk, aku sedih jika mengingatnya, "yang sabar ya shel", berkali" ibu katakan itu untuk menenangkan aku, disana aku melihat ada 2 kardus yang tertata rapi beserta satu tikar, yupp itu yang akan aku bawa ke mama, sepertinya ibu memang serius dalam mempersiapkan itu untuk mama, aku sangat menghargai bantuannya, aku baru pernah mengalami hal seperti ini.

akhirnya kami berangkat menuju ke tempat kerja mamaku yang memakan waktu sekitar setengah jam dari rumah kak adit, dalam perjalanan aku tak hentinya mengeluarkan air mata, aku tak tega jika harus menyaksikan banyak pemadam kebakaran dengan bunyinya yang menyeramkan, tak tega jika aku harus memeluk mama nanti dengan genangan air mata, aku tak ingin melihat mama menangis...

sesampainya disana aku langsung naik ke atas menemui mama sambil membawa kardus yang berisi pakaian itu untuk mama.
aku berlari memeluk mama dan terisak, tapi aku bersyukur mama tak apa" ,,

lantas mama bercerita masih seputar kebakaran itu, aku hanya diam dan mendengarkan cerita mama secara seksama sambil sekali" bertanya,
waktu menunjukkan pukul 20.30 malam, aku harus segera pulang karena tadi pas berangkat aku udah dpet amanat dari ibu untuk segera pulang,

aku mengajak mama ke tempat shalat, aku mengeluarkan dompetku, untungnya hari ini pas hari aku gajian, aku memberikan sebagian gajiku untuk mama, sengaja aku kasih lebih dari biasanya, aku tau mama pasti lebih membutuhkannya dari pada aku ,,
aku memeluk mama sampai ... tangisku pecah dalam dekapnya, "mama yang sabar ya, ini uangnya untuk mama, untuk cari kontrakan baru atau untuk makan, terserah mama" ucapku parau.
   "makasih ya nok", ucap mama sambil terisak pula.
   "mama jangan sedih lagi ya",

   "iya, shela jangan lupa makan yang banyak, nih udah mending seger, jangan sampai telat biar cepet sembuh anemianya, biar mama ga khawatir",
   "mah, shela pingin mama ga kerja lagi disini, mama pulag ke kampung aja jangan kerja,"
   "ya mau gimana lagi nok, jalanin dulu deh"

aku melepas pelukan mama dan mengusap air matanya, kami pamit pulang dan mama mengantar sampai depan ..

Ya Allah, mama sungguh baik, disaat seperti inipun mama masih peduli sama kesehatan aku, padahal sebenarnya mama harus mikirin diri sendiri dulu, aku makin ga tega.

aku pikir, ini adalah suatu pertanda kalau mama sudah tidak diperbolehkan lagi bekerja dijakarta, harapanku juga inginnya mama buka usaha dirumah aja sama papa, aku ingin indah juga mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya secara lebih dekat.

dari kejadian ini, ada satu yang menarik, kak adit. iya dia ..
aku baru pernah seperti ini, dia begitu antusias untuk menolong aku sebisanya tanpa aku meminta, dia bukan sosok romantis yang sekedar meminjamkan bahunya untuk menopang kesedihanku, tapi dia langsung move dan itu membuatku kagum, bahkan ibunya juga amat baik padaku dan keluargaku..

Ya Allah, begitu baik dia, aku ga mau mengecewakannya, aku ga mau menyakitinya, aku janji akaan setia sama dia, ini bukan maslah balas budi atau apa, ini adalah masalah perasaan, aku sudah tau betapa besar cintanya, dan selagi aku berada dipeluknya, aku tak ingin menyia"kan dia ..
aku sangat menyayanginya ..  sungguh ..

baru ada cwo yang mau menemani aku dalam segala rasa, suka, duka, bahagia, sedih bahkan saat aku tertawa dan menangis ..
Tuhan, karena Engkau kami dipertemukan maka aku mohon aku ingin hanya pada dia cintaku berlabuh sampai mati, aminn

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar